Jumat, 14 Maret 2008

Kepergianmu dan Penyesalanku

Resah hati tak kian usai
Mata ini tetap nanar menatap mentari
Yang kian lama semakin terasa menyakitkan
Tanganku gemetar membeku
Kelabu masih tetap bergelayut dalam hati
Enggan tuk pergi menjauh dariku
Selang waktu menjadi tak berarti bagiku
Embun tak lagi mau membasahi jiwaku
Untaian doa hanya dapat kupanjatkan
Tuk iringi kepergianmu
Ingin rasa ku tersenyum
Namun entah,ragaku tak mampu
Hilang aku dalam penyesalanku
Fikirku jenuh dan melayang jauh
Hatiku terus-menerus bertanya
Apa yang bisa kulakukan tanpamu sobat?
Namun kau tetap beku dengan jawabanmu
Aku tak tahu,apakah para malaikat kan memelukmu erat?
Dan apakah penyesalanku ini tak ada artinya bagimu?
Meski kutunggu,kau tetap saja diam penuh arti
Namun,aku akan tetap mewujudkan harapmu
Aku adalah impianmu
Ku kan jadi tanganmu tuk menulis apa yang ingin engkau tulis
Dan lihatlah sobat,bila suatu saat
Tuhan mengijinkan kita bertemu
Kau kan tersenyum dan kan membalas semua tanyaku
kepadamu